10 Rekomendasi Produk Survival Kit yang Wajib Dibawa oleh Pendaki Gunung

10 Rekomendasi Produk Survival Kit yang Wajib Dibawa oleh Pendaki Gunung

Mendaki gunung merupakan aktivitas outdoor yang tergolong ekstrem. Semua hal mungkin terjadi ketika kita berkegiatan di alam bebas. Oleh karena itu, setiap kegiatan pendakian gunung haruslah memenuhi standar keselamatan yang tinggi. Walaupun kenyataannya, meski pendaki sudah mengikuti standar dan prosedur, sering kali alam memiliki skenario lain.
Kemampuan seorang pendaki gunung tidak melulu tentang fisik prima agar bisa kuat mencapai puncak dengan tas carrier yang menjulang. Namun, keterampilan untuk bertahan hidup dalam berbagai kondisi ketika berada di alam bebas juga diperlukan. Tak jarang, seorang pendaki tersesat hingga berhari-hari dan harus bertahan hidup. Pada kondisi seperti itulah keterampilan seorang pendaki serta alat pendukung survival dibutuhkan.
Creator Image
Ghozali Qodratullah
Blogger, 360 photographer, & cartographer
  • Surya Segara
    Emergency Food


    Ghozali Qodratullah

    Makanan menjadi salah satu kebutuhan terpenting dalam kondisi survival. Banyak kasus penyintas kekurangan kalori pada saat tersesat. Oleh karena itu, persiapan makanan darurat ketika mendaki gunung adalah hal yang tidak bisa dilewatkan. 

    Meals Ready to Eat (MRE) atau biasa disebut ransum merupakan makanan darurat dengan kalori yang tinggi. MRE Surya Segara ini adalah produk lokal yang komposisinya telah disesuaikan dengan kebutuhan orang indonesia. 

    Satu biskuit MRE Surya Segara dapat menahan lapar dan memenuhi kalori tubuh selama 5 hingga 6 jam. Karena kandungan kalorinya yang tinggi inilah, saya tidak merekomendasikan untuk mengonsusmi lebih dari empat biskuit dalam 24 jam. Satu kemasan MRE Surya Segara seberat 500 gram ini bisa digunakan oleh satu orang selama 5 hari.

    Biskuit ini harus dikunyah sampai halus sebelum ditelan. Bagi sebagian orang, teksturnya mungkin terlalu keras. Untuk mengatasinya, kalian bisa mencelupkannya ke air atau bahkan mencampurkannya langsung dengan air sebelum dimakan.
  • Personal Water Filter
    LifeStraw


    Ghozali Qodratullah

    Hal penting lainnya yang sangat kita butuhkan saat survival adalah air bersih. Jangan sampai tubuh kita mengalami dehidrasi atau keracunan akibat meminum air yang tidak bersih. Dalam kondisi darurat, kecil kemungkinan kita bisa memasak air hingga mendidih sebelum diminum. 
    LifeStraw hadir sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan air bersih. Alat survival ini berfungsi sebagai penyaring air dari bakteri, kuman, dan partikel nano berbahaya lainnya. Dengan menggunakan alat ini kita dapat meminum air dari sumbernya langsung tanpa merasa khawatir. 

    LifeStraw memiliki berat 105 gram dan desain yang smart, yang menjadikannya sangat praktis untuk dibawa. Saya menyukai LifeStraw karena desainnya yang ringkas dan bisa digunakan langsung tanpa daya tambahan apa pun. Kita cukup menggunakannya sebagai pengganti sedotan. LifeStraw memiliki filter berukuran 0,2 mikron dan diklaim bisa digunakan untuk menyaring air hingga 1.000 liter.
  • Aquatabs
    Water Purification Tablets


    Ghozali Qodratullah

    Untuk memenuhi kebutuhan air minum dengan jumlah banyak saat survival, diperlukan metode pembersihan air yang cepat dan efisien. Sering kali air yang ditemukan oleh pendaki hanyalah air genangan, bukan air mengalir dari mata air yang bersih. Pada kondisi seperti inilah diperlukan pembersih air yang mampu menghilangkan mikroorganisme penyebab gangguan pencernaan. 
    Salah satu caranya adalah dengan menggunakan Aquatabs. Aquatabs merupakan tablet kecil yang berfungsi untuk membunuh kuman di dalam air agar aman dikonsumsi. Dalam satu tablet Aquatabs seberat 17 mg, bisa digunakan untuk membersihkan 5 liter air. 

    Dalam waktu 30 menit setelah Aquatabs dilarutkan, air akan siap diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Aquatabs adalah tablet effervescent sehingga bisa larut dengan sendirinya tanpa harus diaduk.
  • 13 in 1 Survival Kit Gear Outdoor


    Ghozali Qodratullah

    Produk ini adalah alat survival yang dijual dengan nama 13 in 1 Survival Kit. Namun, setelah saya mencobanya beberapa waktu lalu, dari tiga belas fungsi yang disebutkan, hanya delapan fungsi yang dapat saya rasakan manfaatnya secara optimal. Lima lainnya, terkesan ditambahkan untuk memperbanyak daftar fungsi yang terdapat pada alat ini saja. Oleh karena itu, kali ini saya hanya akan menuliskan tentang delapan fungsi yang manfaatnya saya rasakan optimal. 
    Delapan fungsi yang sangat berguna dalam kondisi survival itu adalah kompas, termometer, hygrometer, peluit, fire starter, penggaris, waterpass, dan senter. Selain senter, semua item berfungsi secara analog tanpa menggunakan baterai. Jadi, kita bisa mengandalkannya dalam kondisi apapun.

    Kompas yang terdapat pada alat ini ukurannya cukup besar sehingga mudah untuk digunakan. Termometer dan hygrometer-nya menggunakan jarum sebagai penunjuk angka. Penggaris pendek yang disematkan juga memiliki fungsi sebagai kaca pembesar. 

    Walaupun senternya berukuran kecil, nyala putihnya lebih dari cukup untuk penerangan saat survival. Karena kepraktisannya inilah, benda ini selalu berada di dalam tas saya, meski tidak sedang beraktivitas di alam bebas.
  • Aitor
    Jungle King II Tactical Knife


    Ghozali Qodratullah

    Aitor Knife Jungle II ini memiliki bentuk yang kompak dan ringkas. Unit pisaunya nyaman digenggam dengan berat yang ideal. Punggung pisau memiliki grip yang bisa digunakan untuk menggergaji kayu. Pada bagian gagang pisau ada tempat penyimpanan yang berisi tali pancing, kail, dan korek apik kayu. Selain itu, terdapat juga kompas kecil yang menempel pada tutup penyimpanan tersebut. 
    Sarung pisaunya dililit oleh tali paracord panjang yang cukup untuk membuat bivak darurat. Selain itu, di ujung sarung terdapat besi yang ketika dinaikkan, bisa digunakan sebagai katapel. Tali katapel dan rumah pelurunya terselip rapi pada kontainer kecil di dalam sarung pisau. 

    Kita juga bisa menyelipkan perlatan survival lain dalam Aitor Knife Jungle II ini, asal ukurannya kecil. Meringkas alat survival dalam satu item akan membuat gerakan kita menjadi lebih nyaman.
  • Survive Fire Starter Whistle


    Ghozali Qodratullah

    Produk ini adalah set alat survival yang terdiri dari peluit, batang magnesium, dan besi. Tidak seperti alat survival pada umumnya yang memperkecil ukuran demi kepraktisan, produk ini mempertahankan ukuran normal agar mudah digunakan. Meski ukurannya normal, ketiga benda ini sangat ringan, dengan bobot kurang dari 100 gram. 
    Peluitnya terbuat dari plastik ABS yang kuat dengan dengan bentuk ramping dan bunyi melengking. Saya menyarankan untuk menggantungkan peluit seperti ini dengan strap di dada. Dengan demikian, kita bisa segera membunyikannya saat keadaan darurat dan butuh memanggil bantuan. 

    Batang magnesium dan besinya digunakan sebagai alat fire starter untuk memantik api pada media yang telah disiapkan. Kedua alat ini tetap bisa digunakan meski dalam kondisi basah sehingga aman walau dibawa mendaki pada musim hujan sekalipun.
  • All Weather Magic Tinder


    Ghozali Qodratullah

    Membuat api dalam kondisi basah, baik karena hujan atau pengaruh kelembapan udara, akan terasa lebih sulit. Proses paling krusial saat menyalakan api adalah ketika menularkan api dari fire starter ke media kayu yang akan dibakar. Hal yang sering terjadi adalah api padam sebelum berpindah ke media kayu. Biasanya, hal ini disebabkan karena kayu tersebut belum cukup kering untuk dibakar. 
    Pada saat seperti inilah diperlukan fire tinder. Fire tinder adalah media yang bisa memperpanjang durasi waktu transfer api dari fire starter menuju kayu bakar. Bentuknya seperti kapas kecil yang padat, dan dikemas dalam kotak aluminium yang ringan dan anti air. 

    Untuk menggunakanya, gosoklah fire tinder ini dengan kedua telapak tangan hingga mengembang, lalu tuangkan serbuk magnesium untuk mulai menyalakan api. Fire tinder bisa menahan nyala api hingga sekitar 1 menit. Saya rasa, 1 menit adalah waktu yang cukup untuk mentransfer api dari fire starter ke media kayu bakar.
  • Commando Wire Saw


    Ghozali Qodratullah

    Dalam kondisi survival, seorang penyintas harus bisa mengolah benda di sekitarnya untuk dijadikan penunjang kelangsungan hidup. Salah satunya adalah mengolah kayu untuk membuat shelter darurat. Namun, kita tidak selalu bisa menemukan kayu dengan panjang yang ideal dan harus memotongnya terlebih dahulu agar sesuai dengan kebutuhan. 
    Walaupun beberapa pisau survival memiliki gerigi untuk memotong kayu, tetap sulit untuk memotong kayu berukuran sedang atau besar. Oleh karena itu, saya merekomendasikan gergaji kayu kecil dari rantai ini yang sangat berguna untuk mengatasi kondisi tersebut. 

    Bobot alat ini hanya sekitar 100 gram, dengan desain yang praktis. Kita cukup menggunakan dua jari pada masing-masing tangan untuk mengoperasikannya.
  • Dhaulagiri
    Emergency Blanket


    Ghozali Qodratullah

    Kondisi tubuh dalam kondisi survival biasanya sangat rentan kedinginan. Selain karena kehilangan tempat berlindung, bisa juga karena tubuh kekurangan kalori. Pada saat seperti inilah kita sangat mudah terkena hipotermia, yaitu kondisi saat suhu tubuh berada di bawah 35 derajat celcius. 
    Salah satu alat survival yang bisa dengan cepat menjaga suhu tubuh secara optimal adalah selimut aluminium. Saat dilipat, ukuran produk ini hanya separuh bungkus mi instan dengan berat 100 gram. Cara penggunaannya sama seperti selimut biasa. Pastikan pakaian kita tidak basah saat menggunakan selimut ini. 

    Walaupun hanya bisa digunakan beberapa kali saja, bawalah selalu selimut ini saat Anda mendaki. Keberadaannya akan sangat menolong untuk menghindarkan tubuh dari serangan hipotermia.
  • Emergency Shelter


    Ghozali Qodratullah

    Kemampuan membuat bivak darurat merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendaki gunung. Jadi, saat tersesat tanpa membawa tenda pun si pendaki tetap mampu berlindung dari cuaca. Namun, tidak semua tempat kondusif serta tersedia kayu dan dedaunan yang bisa dimanfaatkan untuk membangun bivak darurat.

    Untuk mengantisipasi hal itu, ada baiknya kita membawa bivak darurat dari bahan aluminium. Bivak ini lebih ringkas dibandingkan tenda biasa, tetapi tetap bisa melindungi tubuh kita dari cuaca. Dengan panjang sekitar 2,5 meter, bivak ini bisa menampung dua orang dewasa (ukuran tubuh orang Indonesia).

    Selain itu, bivak ini juga telah dilengkapi tali kecil dalam paket penjualannya, yang bisa digunakan saat pendirian. Sayangnya, desain bivak aluminium ini belum memiliki pintu sehingga kita harus memodifikasinya sedikit agar bisa menutup rapat, dan udara dingin dari luar tidak masuk.